Peran Masyarakat Indonesia Dalam Penerapan Efisiensi Energi
Mewujudkan
bangunan ramah lingkungan atau hemat energi bukanlah sesuatu yang mudah.
Terlebih biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Selain itu, diperlukan
keinginan dan kedisplinan untuk mewujudkannya. Misalnya, mematikan lampu dalam
ruang setelah selesai beraktivitas, kegiatan sederhana seperti itu pun sering
kali terlupakan.
Lalu,
bagaimana karakter masyarakat Indonesia dalam menerapkan efisiensi energi?
Menurut, Rana Yusuf, Core Founder serta Direktur & Teknologi Green Building
Counsel Indonesia (GBCI), karakter masyarakat Indonesia masih menjadikan biaya
sebagai salah satu faktor penting. “Memang karakter bangsa kita cenderung,
‘Oke, saya mau melakukan efisiensi energi, tapi kalau barangnya murah’,”
ujarnya.
Lebih
lanjut Rana menjelaskan, kepedulian dan perhitungan masyarakat masih dalam jangka
pendek. “Shortern concern, concern hanya untuk jangka pendek, artinya murah,
memang itu yang menjadi patokan dan itu tentunya patokan yang salah.” Rana
mengungkapkan, banyak dari negara Asia cenderung mengutamakan shortern concern.
Konsep
green barangkali memang sulit bagi banyak orang di berbagai negara. Namun,
dalam sebuah survei yang dilakukan oleh partner World Building Counsel, Rana
menjelaskan, dulu mereka yang merasa bahwa konsep green itu susah, ternyata
sekarang persentasenya lebih sedikit. Begitu pun dengan mereka yang mengatakan
bahwa mereka ingin menerapkan konsep green untuk keuntungan finansial.
Persentase yang meningkat justru mereka yang ingin mengimplementasikan konsep
green karena masalah sustainability dan responsibility terhadap manusia, bumi,
dan planet. “Sudah ada pergeseran, kini tidak hanya finansial. Namun, di
Indonesia agak aneh, lebih banyak orang ingin membangun green building karena
melihat capnya. Kami tidak mempermasalahkannya, yang penting konsep green-nya
mereka sudah mau menerima dan mengimplementasikan.”
Sekarang
ini, menurut Rana, yang terpenting ialah menyosialisasikan, meng-educate market
atau masyarakat untuk lepih paham life-cycle cost analysis (LCAA). LCAA
merupakan sebuah analisa untuk jangka panjang, sebuah alat untuk menentukan
pilihan yang paling hemat biaya di antara banyak alternatif untuk membeli,
memiliki, mengoperasikan, atau membuang sebuah benda atau proses.
0 Response to "Peran Masyarakat Indonesia Dalam Penerapan Efisiensi Energi"
Posting Komentar