Menikmati Cokelat dengan Nuansa Khas Zaman Dahulu

Siapa yang tak kenal cokelat? Makanan yang bersumber dari biji kakao ini diolah hingga menjadi kudapan berupa minuman atau makanan yang banyak digemari. Pecinta cokelat sudah umum ditemui, tempat makanan yang menyediakannya pun banyak di pasaran. Salah satunya, Tissa Aunilla. Pecinta cokelat satu ini mewujudkan kecintaannya terhadap makanan tersebut dengan mendirikan chocolate factory.

Menikmati Cokelat dengan Nuansa Khas Zaman Dahulu

Tujuannya pun salah satunya untuk memanjakan para pecinta cokelat lain di kawasan Jakarta. Dengan mengusung nama, Pipiltin Cocoa, chocolate factory ini menggunakan konsep saat popularitas cokelat dimulai pada zaman dahulu. Menikmati cokelat di tempat ini, pengunjung diajak menikmati suasana zaman ketika Kerajaan Aztec berkuasa, pada masa kerajaan tersebut cokelat menjadi barang mewah yang digunakan sebagai barang sesajen untuk dewa atau sebagai mata uang. Karena kemewahannya ini, cokelat pada saat itu hanya digunakan oleh orang-orang tertentu, seperti bangsawan dan pendeta. Kumpulan orang ini disebut dengan nama pipiltin.

Pada zaman dahulu, bagunan banyak menggunakan batu dan desainer interior yang dipercaya oleh Tissa menerapkannya pada “permainan” bentuk ruangan dan elemen pengisinya yang mengarah pada pola garis tegas dan bidang geometri. Didominasi oleh dinding semen ekspos bertekstur dengan struktur bangunan yang tegap dan kokoh, keduanya menjadi elemen yang menarik dalam chocolate factory tersebut.

Selain itu, ada pula furnitur kayu yang juga merupakan penetral di tengah ruangan yang berkesan rustic. Dengan luas bangunan sekitar 200 m2, bangunan terdiri dari tiga lantai dan satu lantai mezanin. Zona aktivitas dibagi menjadi satu lantai dapur yang terdapat di lantai dasar dan dua ruang makan serta mezanin di atasnya.
Menikmati Cokelat dengan Nuansa Khas Zaman Dahulu
Di tempat ini, pengunjung tidak hanya dapat menikmati desain interior bernuansa zaman dahulu, tetapi juga dapat merasakan cara bersantap seperti yang dilakukan masyarakat pada zaman itu. Caranya, dengan menggunakan perangkat makan, seperti gelas dan piring keramik yang dibuat seolah berasal dari material batu. Menariknya lagi, cokelat yang dinikmati di tempat ini merupakan cokelat produksi dalam negeri. 
Semua bahan baku merupakan produk yang kebanyakan berasal dari perkebunan kakao dari daerah Bali, Jember, atau Aceh.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menikmati Cokelat dengan Nuansa Khas Zaman Dahulu"

Posting Komentar